1. Era 80-an
Gak banyak orang menjadikan skuter (vespa) sebagai medium untuk bergaul, tapi sebagai alat transportasi. Komunitas belum banyak bermunculan tapi nilai - nilai budaya ramah sesama skuteris sudah ada.
Baca Juga: Tips Skuter Buat Alat Pansos
2. Era 90-an
Source: kumparan.com
Klub skuter sudah mulai banyak bermunculan, dan banyak di tiap kota. Komunitas skuter saat ini terbilang punya “ikatan” yang sangat kuat tiap membernya. Bahkan kopdar rutin hingga acara jambore skala nasional sudah bermunculan, di titik ini skena skuteran sedang berkembang ke anak - anak muda.
3. Era 2000-an
Era sosmed mulai masuk ke Indonesia, banyak club hingga komunitas semakin membludak, di mana era ini event skuter semakin banyak, relasi antar kotapun semakin erat, bahkan komunitas atau klub punya cabang di beberapa kota. Di sini skuter sudah menjad alat pergaulan. Solidaritas semakin kuat antar para pengguna skuter. Touring dan kopdar rutin menjadi agenda wajib untuk setiap pengguna skuter karena di era sosmed komunikasi semakin mudah untuk menjangkau yang jauh.
4. Era 2010-an
Digitalisasi semakin berkembang pesar, anak muda sudah mulai ramai menjadikan skuter sebagai starterpack pergaulan. Klub dan komunitas sudah mulaiberinovasi di media sosial, event skuter, dan hal lainnya. Era 2010-an di mana banyak skuteris secara independent berkreasi dan mulai membentuk sebuah ekosistem dalam berkarya. Orang - orang dari kalangan ataspun sudah merambah ke perskuteran. Era ini adalah transisi di mana kopdar bukan lagi dipinggir jalan tapi sudah bisa di kafe dan masuk mall. Terlebih Skuter matic sudah mulai digeluti banyak kalangan terutama anak muda, membuat semakin banyak skena baru mulai dari racing hingga custom.
5. Era Saat Ini
Di era ini siapapun bisa dengan mudah membuat ekosistem skuter di manapun. Karena skuter sudah menjadi hobby “lifestyle” untuk semua kalangan. Bahkan menjadi medium bertemu dengan orang - orang baru yang punya latar belakang bermacam - macam, semua itu terjadi karena sosmed. Di era ini bukan lagi skuternya yang dilirik tapi skuteris secara utuh. Di era ini nilai - nilai solidaritas agak tergeserkan dengan pola pikir dan budaya baru di skuter. Karena setiap orang bisa menjadi skuteris independent yang punya relasi luas dengan banyak orang, tanpa harus tergabung dalam sebuah klub.
Evolusi yang terjadi memang menghasilkan plus minus tapi bagaimanapun hal - hal ini lah yang membuat “hype” berskuter naik kelas dan terus berkembang hingga saat ini. Nah buat kawan kawan yang ingin tahu tentang skuter lebih dalam, follow @scooterland.id ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya.