Belut jadi bagian kuliner di kalangan kelas pekerja Inggris sejak pertengahan abad ke-19. Khususnya mereka yang bermukim di kawasan East End, London sampai bagian pesisir timur Inggris.
Di masa itu, daging sapi jadi komoditi pasar yang mahal. Solusinya, masyarakat menggunakan material alternatif berupa belut yang ditangkap di Sungai Thames atau dijual oleh kapal-kapal nelayan dari Belanda dengan harga sangat murah. Belut jadi isi pie dan disantap bersama mashed potato serta saus parsley yang disebut parsley liquor, disingkat liquor.
Seiring meningkatnya kondisi ekonomi kelas pekerja, belakangan pie diisi daging sapi, dan belut jadi makanan pendamping. Cara mengolahnya, belut direbus bersama bumbu garam dan merica sampai matang, lalu dibiarkan mendingin sampai berbentuk jelly. Disebut sebagai jellied eels. Ada juga yang terus dijerang sampai akan dihidangkan, disebut hot eels.
Penyajiannya, pie isi daging diletakkan di piring, di salah satu pinggirnya diberi mashed potato dan disiram liquor, jellied eels atau hot eels diletakkan di pinggir lainnya. Tambahan lain, bisa disertakan kerang rebus (mirip kerang dara). Sebagai penambah rasa, bisa dibubuhi cuka cabai (chili vinegar) dan merica.
Seiring munculnya kuliner nostalgia khas London, hidangan belut kini kembali digemari dan dicari, setelah puluhan tahun redup karena serbuan hidangan manca negara dari kaum pendatang, fast food dan junk food. Warga ingin merunut kembali hidangan khas leluhur, kembali mendatangi resto-resto penyaji hidangan belut ini.
Loe juga bisa mencicipi masakan nostalgia ini di kawasan East End London dan pantai-pantai di kawasan timurnya sampai Kent. Carilah restoran bertuliskan spesialiasi "Pie and Mash" atau "Pie, Mash and Eels". Kalau takut kekenyangan, pilih aja hot eels atau jellied eels dengan mashed potato. Harga per porsi sekitar GBP5.10 atau sekitar Rp100.000, belum termasuk pie daging dan minuman.