Menikmati hidup ala orang Jogja. Nongkrong santai, ditemani wedang-wedang segar dan lezat ini.

banner-ads

Loe lagi liburan ke Yogya atau punya rencana ke sana? Loe mesti menikmati hidup seperti cara orang Jogja, wedangan. Artinya, menikmati wedang atau minum dengan suasana santai. Biasanya disebut juga ngangkring, artinya nongkrong di angkringan. Suguhannya bermacam wedang atau minuman panas, ditemani aneka gorengan sampai nasi bungkus mini yang dijuluki nasi kucing. Jadi, wedangan atau angkringan kadang juga disebut kucingan.

Wedang yang disuguhkan antara satu angkringan dengan lainnya rata-rata senada. Tetapi kalau mau spesifik membidik wedang khas Yogya, selain mampir ke berbagai angkringan, lo satroni "pakarnya" aja langsung. Jangan sampai melewatkan 4 wedang ini. Yahud bro!

Wedang Uwuh.

Paling mantap langsung mengarah ke Imogiri, Bantul, tidak jauh dari kompleks pemakaman para raja dan bangsawan Mataram. Berupa rebusan dari campuran daun manis jangan, daun cengkih, kayu secang, daun pala serta aneka rempah. Disajikan bersama gula batu.

Kopi Joss.

Menjadi trade-mark dagang Angkringan Lik Man di dekat stasiun kereta Tugu. Kopi hitam yang panas mendidih dicemplungi sepotong arang bara hingga menimbulkan bunyi mendesis. Untuk pendampingnya bisa pilih jadah (uli) bakar dan sate-satean, mulai usus ayam, jantung sampai kulit.

Kopi Rempah.

Paling mantap buatan KringKrong (Angkringan kanggo Nongkrong) di Ngaglik, Sleman. Lokasinya searah Hyatt Regency. Aneka rempah dijerang bersama kopi lalu dibubuhi susu kental manis dan disajikan dalam cangkir kaleng kuno. Camilannya bisa order ke berbagai kios atau kedai, karena KringKrong sendiri adalah plaza angkringan yang luas.

Wedang Jahe.

Tidak pelak menjadi spesialisasi semua angkringan Yogyakarta. Bonggol jahe dibakar dulu sehingga beraroma harum, lantas dikeprak dan dituangi air mendidih. Diaduk bersama gula pasir.