Tahun 1946, kurang dari 12 bulan sejak kekalahan Republik Italia di tangan pasukan sekutu, melihat mayat Mussolini yang tergantung di pompa bensin Esso Milan. Masih segar di benak negara tersebut.
Setiap industrialis kaya rasa yang waras seharusnya tiarap menghindari perampokan pendukung komunis. Tapi bukan Giuseppe Gilera. Sebenarnya dia ingin melepaskan motor yang bisa membuktikan insinyur Italia bisa menandingi apapun yang bisa diproduksi oleh Jerman atau Inggris.
Insinyur tersebut membuat desain mesin dasar LTE yang meningkatkan kompresi menjadi 5:1 dan kekuatan dari 10 sampai 14hp. Berbeda dengan pendekatan konservatif mesin, transmisi yang tak mungkin berbeda.
Seperti yang kita semua tahu, rantai sangat tak menyukai pasir. Si kecil pun datang dengan kopling cam yang dinyalakan dengan tuas setiap kali diperlukan untuk mengaktifkan penggerak 2 roda. Jadi, BMW dan Moto Guzzi dapat mengucapkan terima kasih kepada fasis yang berada di padang pasir.
Motor tersebut memakai tangki bahan bakar 14 liter. Berat basah motor itu 190 kg dengan kecepatan maksimal 80km/jam. Ini kedengarannya bagus untuk perjalanan santai.
Perbedaan antara versi militer dan sipil sangat mengejutkan. Bingkai hitam, tangki merah dan pipa knalpot lurus menjadi sejumlah perbedaan itu. Sementara pipa knalpot versi militer mengarah ke sisi motor agar tidak menggangu sespan hingga membakar teman tentaranya.
"Sudah jelas bahwa Signore Gilera telah merancang dan membangun mesin yang benar-benar inovatif yang unik," ungkap pemilik builder Fenice Fantastica.
Ia juga kembali memuji teknik Gilera. Menurutnya motor tersebut sempat mendominasi Grand Prix era 50'an. Mereka memenangkan kejuaraan dunia balap 500cc enam kali dalam delapan tahun.