Builder yang merupakan ekonom itu telah menghitung cukup lama untuk memutuskan jalan memodifikasi motor tersebut. Ia bahkan meninggalkan dunia usaha untuk fokus menjadi builder.
“Kami adalah negara kecil dengan hasrat besar terhadap motorsport, tetapi kami tidak memiliki uang seperti negara-negara di Eropa Barat,” ungkapnya.
Di dalam bengkelnya, langit-langit tinggi dengan cahaya redup, lantai kayu dan hamparan alat-alat tangan memberi kesan garasi era vintage.
Ducati 750 itu awalnya tampil dengan sedikit hancur karena bodywork penyok, banyak korosi dan hampir 30 tahun keausan. Nemanja lantas bekerja pada setiap inci mesin untuk membawanya ke awal.
Dimulai dengan sasis, ia memotong bagian belakang dan menggunakan keterampilan pengelasannya yang luar biasa untuk membuat subframe baru, dengan tempat duduk yang lebih rendah dan lebih rata dan ujung belakang yang ditekuk.
Dengan pekerjaan logam yang andal, ia bisa saja mencari tangki baru, tetapi untuk mendapatkan gaya tangki itu dipertahankan. Ia mengambil inspirasi dari garis SuperSports 80-an dengan garis yang lebih halus, penyok pada bagian lutut.
Dengan logam mentah di bingkai sebagai referensi, ia kemudian memukuli cowl belakang untuk garis yang sama.
Nemanja memutuskan untuk menjauhi segala plastik pada motor itu dan membentuk sepasang bodywork pada bagian depan dan belakang. Tetapi untuk lebih memamerkan keterampilan pengerjaan logamnya, ia tampil dengan gaya tradisional.
Suspensi depan dan belakang sepenuhnya dibangun kembali dengan pegas baru. Bagian dalam garpu depan telah dirombak dengan 70mm.
Ducati 750cc itu juga diperbaiki bagian mesinnya. Hingga leher knalpot stainless kembar juga dibuat ulang dengan silincer Termignoni.
