"Saya memilih gaya 80-an Ducati, saya ingin menggunakan salah satu yang terakhir dari Bevel besar yang agung, dan membangun racer dengan bentuk mesin kotak persegi," kata Walt.
Seperti biasa, Walt ingin juga membangun mesin motor tersebut dengan kinerja yang baik. Padahal motor itu menjadi koleksi museum, namun ia memperlakukan motor tersebut seakan Ducati masih membutuhkan potensi untuk menang di lintasan.
Mereka juga merancang dan membangun bingkai teralis krom-moly yang ringan. Sasis itu diselesaikan dalam warna merah tua. Frame itu ringan dibandingkan dengan aslinya, beratnya hanya 16 pon (7,25 kg).
"Ini adalah kombinasi dari Ducati asli dan desain sasis saya sendiri," kata Walt.
Ada berbagai perubahan terjadi di bawah kemudi motor yang diperpendek. Bagian Swingarm juga dibuat lebih kecil untuk membuat motor lebih gesit.
Bodywork awalnya dibuat sketsa di atas kertas. Semua dibangun agar menyatu dengan kuadrat mesin Bevel.
“Setelah mesin selesai, saya menyelesaikan semua detail dengan tangan. Cetakan terbuat dari komposit, dan bodywork diletakkan di serat karbon,” katanya.
Untuk mencerminkan desain akhir 70an, Walt memilih roda aluminium MV Agusta Brutale agar sesuai dengan gaya itu. Periode itu juga menandai hilangnya bentuk swingarm tabung bundar dan bengkok.
Pengurangan berat badan selalu menjadi fokus bagi Walt. Namun ia juga selalu memperhatikan estetika. Jadi dia memilih suspensi belakang mono shock yang diadaptasi dari Ducati Scrambler, sebuah inovasi yang pertama kali digunakan Ducati pada 750 F1. Garpu upside down juga diambil dari Ducati Scrambler.
Sementara dari sisi pengereman relatif sederhana. "Setiap mesin vintage, tidak peduli berapa banyak bagian performa yang ada, tidak memiliki tenaga untuk benar-benar membutuhkan kaliper radial ganda," kata Walt.
"Jadi saya memilih disk tunggal berukuran besar dengan caliper Brembo model lama untuk pengereman."
.jpg)
