Bukan suatu hal yang berlebihan jika kita mengatakan FC Barcelona merupakan tim dengan permain terbaik di dunia saat ini. Permainan operan pendek yang sangat luwes dan begitu sulit dijaga menjadi ciri khas permainan Barcelona. Taktik hebat permainan mereka kita kenal dengan istilah Tiki-Taka, sebuah gaya permainan yang sangat dipuji masyarakat hingga pelatih top dunia. Para pelatih besar seperti Sir Alex Ferguson bahkan pernah mencoba "meniru" gaya permainan Tiki-Taka untuk diaplikasikan kedalam tim mereka.
Apa sepenarnya Tiki-Taka? Pertama-tama nama Tiki-Taka sendiri merupakan istilah yang dipopulerkan oleh komentator sepak bola asal Spanyol yang mengomentari permainan tim nasional Spanyol yang melakukan operan-operan pendek super cepat saat melawan Tunisia di Piala Dunia 2006. Permaianan tim nasional Spanyol yang mayoritas diisi pemain-pemain Barcelona memang nyaris serupa. Dimotori Xavi Hernandez dan Andres Intiesta di lini tengah baik Spanyol dan Barcelona dengan mulus memainkan taktik ini. Taktik ini merupakan turunan dari gaya Total Football yang merupakan ciri khas permainan tim nasional Belanda, mantan pelatih Barcelona yang berasal dari Belanda, Frank Riijkard adalah sosok yang memulai menyuntikkan gaya permainan Total Football ke Barcelona, namun berkat kejeniusan Pep Guardiola yang meneruskan Rijkaard, Barcelona menjadi tim yang sangat kuat.
Xavi - Messi - Iniesta, tiga aktor terpenting dalam permainan Tiki Taka.Dari segi permainan, suatu tim yang memainkan Tiki-Taka akan memiliki penguasaan bola yang sangat kuat, para pemain juga tidak dituntut banyak menggiring bola namun membutuhkan tingkat akurasi operan yang sangat tinggi dan juga menuntut pemain melakukan pergerakan yang cepat untuk mencari ruang kosong, mulai dari kiper hingga penyerang, para pemain dituntut untuk memiliki visi permainan yang kuat dan harus bisa membaca permainan dengan cepat. Disinilah kuncinya, jika kita biasa mengenal sosok-sosok seperti Zidane yang merupakan figur tunggal playmaker dalam timnya, ialah sosok yang mengatur serangan dan juga menjaga kemulusan alur bola dari bek hingga penyerang, sementara Tiki-Taka memaksa 11 pemain di lapangan berperan sebagai playmaker! Dimanapun posisi pemain ia harus bisa mengoper bola dengan cepat dan akurat dan melihat pergerakan rekan setimnya, suatu peran yang biasanya dijalankan seorang playmaker.
Penentuan formasi juga sangat penting dalam menjalankan Tiki-Taka, meski sebenarnya permainan operan-operan pendek dan cepat ini tidak mengharuskan suatu tim bermain dalam formasi tertentu, tetapi formasi 4-3-3 ala Barcelona merupakan formasi yang sangat ideal, karena dengan bermain dengan empat bek dan tiga gelandang dan penyerang, suatu tim mempunyai opsi lebih besar untuk mengisi lapangan secara penuh.Namun tentu saja dengan catatan ke 11 pemain tersebut harus mempunyai mobilitas yang tinggi dan juga kemampuan memainkan beberapa peran. Lagi-lagi kita gunakan Barcelona sebagai contoh, jika Anda perhatikan, pemain-pemain non penyerang seperti Gerard Pique dan Jordi Alba yang jelas-jelas bermain sebagai bek seringkali ikut membantu menyerang dan mencetak gol. Itulah efek dari permainan Tiki-Taka, dimana semua pemain bertahan hingga penyerang harus bisa menjalankan semua peran.
Berkat hal tersebut Barcelona juga kerap bermain tanpa penyerang tunggal murni, bahkan kita masih ingat sewaktu penyerang murni top seperti Zlatan Ibrahimovic tampak seperti anak hilang diatas lapangan saat bermain bagi Barcelona. Hal ini disebabkan faktor Ibra yang tidak mempunyai mobilitas yang tinggi, sehingga ia gagal menjadi bagian dalam permainan Tiki-Taka Barcelona.
Salah satu konsep dasar yang digunakan dalam taktik Tiki-Taka disebut adalah permaianan segitiga.Permainan segitiga ini dilakukan agar pemain yang memegang bola tidak perlu melakukan sentuhan lebih dari dua kali untuk mendapatkan minimal dua bantuan rekannya. Jadi saat seseorang mengontrol bola, minimal dua dari rekannya menghampiri dan membentuk segitiga. Begitu bola sudah dilepaskan, para pemain lainnya harus langsung bertanggung jawab membuka ruang secepatnya agar kembali membentuk segitiga. Coba Anda perhatikan gambar dibawah ini dalam implematasinya.
Pemain membentuk segitiga untuk membantu sang pemegang bola.Perhatikan bagaimana sang pemegang bola mempunyai opsi untuk mengoper bola ke dua pemain lainnya dan mereka membentuk segitiga. Perhatikan gambar berikutnya untuk melihat tahap selanjutnya setelah sang pemain mengoper bola ke rekannya.
Setelah bola dioper, para pemian kembali membentuk segitiga.Dalam diagram kedua, bola sudah berhasil diteruskan ke pemain berikutnya, sekarang perhatikan bagaimana pergerakan pemain lainnya untuk kembali membentuk segitiga guna membantu pengontrol bola selanjutnya.Selanjutnya perhatikan di gambar berikutnya bagaimana permainan tim yang mengusung permainan Tiki-Taka membentuk banyak segitiga dalam pertandingan.
Pergerakan segitiga Tiki-Taka seakan mengepung pemain lawan.Seperti yang Anda lihat, pemain yang sedang mengontrol bola harus diberikan minimal dua opsi yang membentuk segitiga agar permainan operan pendek bisa bergerak cepat dan mulus. Inilah bukti yang menunjukkan bagaimana Barcelona bermain seperti menggunakan 11 playmaker di lapangan. Karena dengan pergerakan segitiga yang harus dilakukan selama 90 menit, bahkan kiper Victor Valdes juga harus biisa mengisi pergerakan segitiga ini.
Selain permainan segitiga, taktik Tiki-Taka juga mengharuskan pemain harus berdiri cukup dekat satu sama lain, mereka tidak bisa bermain melebar agar permainan ini berjalan, baik itu dalam keadaan menyerang atau bertahan. Maka dari itu Barcelona bermain sama baiknya dalam bertahan maupun menyerang, karena disaat tim lain menyerang dengan lima samai enam pemain, Barcelona menyerang dengan delapan hingga sembilan pemain, itulah penyebabnya mereka tampak begitu menguasai pertandingan. Saat bertahan pun demikian, persis seperti konsep Total Football ala Belanda yang mengharuskan pemain bisa menjalankan semua tugas di lapangan.
Namun permainan Tiki-Taka bukan tanpa celah, salah satu hal yang bisa membuat sebuah tim gagal menerapkan Tiki-Taka adalah faktor stamina, meski pemain jarang terlihat melakukan aksi berlari dan bermain keras, kenyataannya taktik ini sangat menguras tenaga. Penyebabnya adalah pergerakan tanpa bola yang sangat banyak dilakukan setiap pemain didalam pertandingan. Jika suatu tim tidak bisa menjaga stamina selama pertandingan, maka jangan harap Tiki-Taka bisa dilakukan. Kita pernah melihat bagaimana tim nasional Indonesia yang pernah mencoba bermain ala Tiki-Taka pada Piala AFF 2012, meski mencoba bermain taktis, faktor stamina dan pergerakan yang lambat membuat taktik ini sia-sia karena bola akan mudah dipotong lawan.
Permainan Frank Rijkaard yang dikembangkan Pep Guardiola melahirkan Tiki-Taka.Permainan Tiki-Taka inilah saat ini menjadi taktik yang sangat revolusioner, banyak tim di dunia saat ini mencoba untuk meniru permainan Barcelona dan juga timnas Spanyol ini, bagaimana tidak, taktik ini bisa mengunci lawan hingga nyaris tak bergerak sepanjang pertandingan. Ketika menyerang bersama, dan bertahan pun saling bahu. Itulah Tika-Taka, sebuah taktik yang telah merevolusi dunia sepakbola modern.