"Inalillahi Wainnailahi Rajiun, telah berpulang teman kita, kawan kita Ricko Andrean pukul 10.10 WIB Muliha ka jati, Mulang ka asal," bunyi keterangan resmi Viking Persib Club‏ di akun @officialvpc.
Ya, kabar itu begitu kelabu. Ini nggak habis-habisnya jadi persoalan sepakbola di Tanah Air soal gimana menanggulangi anarki di kompetisi bola kita.
Bobotoh setia Persib Bandung, Ricko Andrean akhirnya harus menemui ajal setelah dikeroyok di laga Persib vs Persija 22 Juli yang memang berlangsung panas dan tegang hingga berujung ricuh.
Mirisnya Ricko rela ia jadi salah sasaran keroyok sesama Bobotoh demi melindungi korban lain yang ternyata adalah Jakmania.
Ricko mengembuskan napas terakhir pada pukul 10.00 WIB di Rumah Sakit Santo Yusup. Sebelumnya ia dijenguk sejumlah tokoh termasuk jajaran petinggi Persib sampai Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.
Ricko merupakan korban salah sasaran kemarahan brutal Bobotoh setelah ia dikira The Jakmania. Ia ikut dikeroyok meski cuma mau melerai aksi kekerasan para Bobotoh tersebut.
Yana pun mengaku kejadian ini merupakan rivalitas antara Bobotoh dan Jakmania yang kerap terjadi dan di luar kendali.
Ini tentu pekerjaan rumah berat buat sepakbola. Kalau kalian cinta sepakbola dan para klub nasionalnya, kalian harus belajar terus untuk tidak anarki.
Please bro... Karena klub dan tim kalian juga akan disanksi karena ulah di luar batas kalian. Tolonglah agar kejadian miris mendiang Ricko menjadi yang terakhir.