Stoner melakukan debut MotoGP pada tahun 2006 dengan LCR Honda, sebelum pindah ke Ducati di mana ia memenangkan gelar kelas premier pada 2007.
Pembalap Australia itu kembali ke HRC pada tahun 2011, di mana ia mendapatkan gelar juara dunia keduanya. Di sana juga ia memutuskan untuk pensiun pada akhir 2012.
Stoner melanjutkan karier untuk jadi pembalap penguji dari 2013 hingga 2015. Ia kemudian kembali ke Ducati dari 2016 hingga 2018 setelah terjadi perpecahan sengit di HRC usai kecelakaan selama balapan Endurance 8 Hours Suzuka 2015, di mana ia mematahkan kakinya akibat throttle bermasalah.
Ternyata, Marc Marquez juga disebut berperan dalam kepergiannya dari Honda. Hal itu diungkapkan Stoner kepada Chris Vermeulen dalam sebuah perbincangan online.
"Seperti yang Anda tahu, kami memiliki peran tertentu sebagai pengendara di sana bersama Ducati. Saya sudah mencoba dengan Honda pada awalnya, tetapi agak diperas oleh young guns yang datang, ia tidak ingin saya ada di sana," ungkapnya.
Stoner dan Marquez sebenarnya disiapkan untuk menjadi rekan satu tim pada 2013 seandainya rider Australia itu tidak mengumumkan pensiunnya selama akhir pekan Grand Prix Prancis 2012.
Sementara di Ducati, Stoner merasa ada persyaratan yang buruk terlebih ia juga seperti tak dimanfaatkan maksimal di pabrikan Italia itu.
“Kami harus menyingkir dari peran itu, saya tidak benar-benar merasa seperti bisa memberikan kepada tim apa yang saya inginkan,” tambahnya.
“Saya tahu apa yang diinginkan rider, saya tahu kami bekerja dengan sangat baik bersama, tetapi sayangnya rider tidak selalu mendapat suara dari beberapa produsen. Mereka melihat data dan mereka melihat apa yang mereka yakini sebagai arah yang benar dan tidak selalu cocok dengan rider."