Berlari menyusuri pinggir lapangan melewati beberapa pemain, lalu belok secara tiba-tiba ke arah kotak penalti lalu melepaskan tendangan melengkung yang indah dipandang mata. Hal tersebut bisa mendeskripsikan teknik cut inside khas yang sering diperagakan Arjen Robben di atas lapangan. Udah banyak tim yang jadi korban keganasan kaki kiri sang winger Belanda.
Akhir musim lalu, dirinya memutuskan buat pensiun dari sepak bola dan mengakhiri duet “Robbery” bersama Franck Ribery yang juga pindah dari Bayern Munchen pada akhir musim yang sama. Keduanya ikut membantu Bayern Munchen mendominasi Bundesliga di dekade lalu.
Selama karirnya, Arjen Robben berkembang jadi salah satu pemain kesayangan rakyat Belanda. Namun, ada beberapa kisah pilu yang dialami winger lincah satu ini di tengah kejayaan karir yang dirasakannya.
Sebelum ke Bayern Munchen, dirinya dikenal sebagai si kaki kaca oleh sebagian orang. Soalnya meskipun lincah, dirinya gampang banget ngalamin cedera yang bikin performanya dipandang biasa aja. Namun akhirnya Die Roten ‘menyelamatkan’ karir sang pemain.
Selain itu, dirinya juga dikenal sebagai pemain yang sering mengalami kesialan di momen-momen krusial. Belanda yang punya julukan tim juara tanpa mahkota jadi salah satu bagian dari momen pahit Robben dalam karirnya.
Saat itu, Robben dan kawan-kawan udah bisa mencium aroma juara saat menjamu Spanyol di pertandingan puncak Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Sang winger hampir aja berhasil mencetak gol kemenangan saat berhadapan 1 on 1 dengan Iker Casillas yang menjaga gawang Spanyol saat itu.
Akhirnya Belanda kalah karena saat itu Spanyol berhasil mencetak gol kemenangan lewat aksi Andres Iniesta pada menit ke-116.
Momen sial lainnya dari Robben adalah ketika dirinya menghadapi Chelsea di final Liga Champions musim 2011/2012. Bayern Munchen saat itu menjamu tim asal London tersebut di kandang mereka sendiri, Allianz Arena. Bayern tentunya percaya diri karena tampil di hadapan pendukung sendiri. Namun nasib berkata lain.
Robben harusnya bisa jadi penentu kemenangan ketika Bayern mendapatkan hadiah penalti di babak extra time. Sayangnya, tendangan tersebut gagal masuk gawang dan akhirnya Chelsea juara UCL lewat babak adu penalti.
Robben lagi-lagi disalahkan jadi biang kerok kekalahan timnya karena sial di momen krusial.
Tapi Robben gak menyerah karena pada musim berikutnya, dirinya adalah pahlawan kemenangan Bayern di final UCL 2012/2013. Lebih spesialnya, pada malam itu Bayern menghadapi Borussia Dortmund, rival abadinya di Bundesliga.
Bahkan, dirinya dinobatkan jadi Man Of The Match pada pertandingan tersebut dengan penghargaan yang diberikan langsung oleh Sir Alex Ferguson.
Robben juga berhasil membalaskan ‘dendam’ Belanda pada Spanyol setelah menghancurkan tim matador di fase grup Piala Dunia 2014. Belanda menghancurkan Spanyol dengan skor 5-1 dan bahkan Robben akhirnya bisa menggocek Casillas yang di Piala Dunia sebelumnya menghalangi tendangannya ke dalam gawang.
Emang sih Belanda ‘cuma’ keluar sebagai juara 3, tapi seenggaknya fans merasa puas bisa melihat mereka menghancurkan Spanyol.
Meski dikenal pelit assist, Robben tetap punya peran penting dalam dominasi yang ditunjukkan Bayern di sepak bola Jerman. Bisa dibilang dirinya pensiun dengan menyandang status legenda klub, dan juga legenda untuk tim nasional.
Tapi ternyata Robben gak betah dengan masa pensiun dan memutuskan untuk kembali bermain setelah setuju dikontrak oleh FC Groningen.
Menurut lo, momen apa yang paling memorable dari pemain satu ini, Bro?