Pembalap Pramac Racing Ducati, Danilo Petrucci melibas Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa. Bahkan pembalap satelite itu menyusul joki Ducati Corse, Andrea Dovizioso di sirkuit Silverstone semalam untuk kemudian berhasil meraih podium kedua. Sebuah balapan yang dramatis karena Petrucci sejak dulu tak pernah sekalipun bisa berkompetisi di level atas.

banner-ads

Entah mimpi apa Petrucci sebelum balapan dimulai. Sejak awal balapan, seri ke-12 itu memang harus melewati banyak halangan.

Dalam hatinya, rider Italia itu berkata, "Saya berharap hujan turun karena kemarin (kualifikasi) tidak diuntungkan dengan start pada posisi ke-18".

Ternyata harapan itu terwujud. Tak lama setelah itu, hujan deras mengguyur seluruh lintasan. Cuaca dingin pun menyengat sampai ke kulit. Balapan bahkan harus ditunda beberapa jam karena cuaca ekstrem itu.

Singkat cerita race pun dimulai dengan posisi pertama Lorenzo, Marquez, Pedrosa dan Valentino Rossi. Sementara Petrucci yang berada di posisi 18 dari 25 pembalap tak terlalu menjadi sorotan.

Baru beberapa saat setelah start, posisi langsung berubah dengan pemimpin balapan Rossi disusul oleh Marquez dan Lorenzo. Tapi entah darimana datangnya, ternyata di belakang Lorenzo ada Petrucci yang tengah berduel dengan Pedrosa dan Dovizioso.

Dia bahkan mengatakan, dirinya tak pernah membayangkan berada di belakang Lorenzo dan Pedrosa. Ia mengaku selama ini hanya bisa melakukan hal tersebut di PlayStation saja.

Kerennya, duel di lintasan nyata itu bahkan dimenangkan oleh Petrucci sehingga posisinya naik ke tempat ketiga di belakang Marquez. Pembalap 24 tahun itu juga terlibat duel dengan Dovizioso yang terus menguntitnya dari belakang.

Tak disangka, setelah balapan menyisakan 8 putaran lagi, Marquez yang membayangi Rossi terjatuh. Lintasan basah itu membuat para unggulan memang kesulitan. Dari belakang, jarak pandang juga sangat terbatas. Hanya lampu merah yang terpasang di bagian belakang motor saja yang sepertinya terlihat cukup jelas.

Melihat Marquez jatuh, Rossi memilih untuk lebih berhati-hati. Kecepatannya pun berkurang, sehingga Petrucci yang kini berada di posisi kedua semakin menggila dengan menggeber Desmosedici GP15-nya.

Petrucci melihat lampu belakang Rossi cukup jauh, tapi semakin lama kelip-kelip merah itu semakin nyata. Rossi ternyata semakin dekat untuk disusul. Sayang sekali, balapan hanya menyisakan empat putaran saja. Petrucci pun tak bisa mengejar pembalap veteran itu dan harus puas berada di posisi kedua. Tapi itu sangat luar biasa bagi pembalap yang tak pernah merasakan podium itu.

Silverstone menjadi sejarah bagi Petrucci juga bagi publik Italia karena tiga pembalapnya meraih podium. Rossi, Petrucci dan Dovizioso.