Puluhan pegiat bahkan ditahan. Negeri Tirai Bambu itu berupaya keras memblokir acara itu.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Rabu (4/6), pemerintah juga memblokir beberapa situs bisa diakses lewat mesin pencari Google.
Situs-situs ini yang menginformasikan agenda peringatan peristiwa Tiananmen. Mereka juga tidak mengizinkan diskusi publik soal peristiwa 1989 itu.
Tak hanya situs, kini pemerintah juga tengah membahas pemblokiran Google serta jejaring sosial Twitter dan situs berbagi video Youtube.
"Pemblokiran ini memperlihatkan perang antara sensot otoritas China dan arus informasi," Google mengulas.
Polisi meningkatkan patroli mereka di jalan-jalan Beijing dan sekitaran alun-alun Tiananmen.
Tak lupa di perbatasan bakal menghalau pegiat asal luar kota. Mereka menangkap siapa saja yang terlibat dengan peringatan itu bahkan pengacara dan kritikus pemerintah.
Banyak pengajar dan pegiat akademis juga telah dilarang memberikan keterangan pada media asing.