Kekecewaan Ozil masuk akal karena ia dikritik secara tidak adil membawa-bawa soal politik dan darah Turkinya lantaran berpose bareng dengan sang presiden.
Situasi diperparah ketika Ozil dinilai bermain sangat buruk di Piala Dunia 2018. Jerman bahkan tidak lolos fase grup.
Setelah menerima kritikan brutal dari fans, media juga parahnya adalah Presiden DFB (Federasi Sepakbola Jerman), Reinhard Grindel, Ozil mengumumkan mundur dari Die Mannschaft.
"Perlakuan yang saya terima dari DFB dan banyak pihak lainnya membuat saya tak ingin lagi memakai jersey timnas Jerman. Saya merasa tidak diinginkan dan berpikir bahwa apa yang telah saya raih sejak debut internasional saya pada tahun 2009 telah dilupakan. Orang-orang dengan latar belakang diskriminatif secara rasial harusnya tak diperbolehkan untuk bekerja di federasi sepakbola terbesar di dunia yang memiliki banyak pemain dari keluarga yang memiliki dua etnik dan kultur yang berbeda," bunyi pernyataan sang playmaker.
"Dengan berat hati dan penuh pertimbangan usai banyak kejadian baru-baru ini, saya tak akan lagi bermain bagi Jerman di level internasional selagi saya masih merasa adanya perlakukan rasis dan tak dihormati. Saya dulu terbiasa mengenakan jersey Jerman dengan rasa bangga dan perasaan bersemangat, tapi kini tidak lagi."
"Langkah ini sangat sulit dibuat karena saya selalu memberikan segalanya pada rekan-rekan saya, staf pelatih dan orang-orang baik di Jerman. Namun pejabat-pejabat tinggi di DFB memperlakukan saya seperti yang telah mereka lakukan, menghina darah Turki saya dan secara egois membuat saja menjadi propaganda politik, maka sudah cukup."
"Ini bukan alasan mengapa saya main sepakbola dan saya tak akan diam saja dan tak melakukan apapun soal itu. Rasisme harusnya sama sekali tak pernah boleh diterima," tuntas gelandang kreatif Arsenal tersebut.
Ozil membawa Jerman meraih Piala Dunia 2014 Brasil. Kini eks pemain Real Madrid dan Schalke 04 ini memutuskan menghentikan kiprahnya di timnas Jerman, dan sampai kini reaksi beragam menyertai pensiun Ozil.