Selain itu, skuat Belanda juga berisikan pemain-pemain top macam Ruud Krol, Rene van de Kerkhof, Johan Neeskens, dan Johan Cruyff. Mereka diprediksi melaju mulus hingga final. Benar saja, semua lawan dilibas. Hanya Swedia yang mampu menahan imbang di penyisihan grup.
Di partai final yang digelar pada 7 Juli, Belanda bersua dengan tim tuan rumah, Jerman Barat. Pasukan Rinus Michels kembali diunggulkan oleh publik. Mereka langsung menyerang begitu wasit asal Inggris, Jack Taylor, meniup peluit sepak mula.
Cruyff merangsek masuk ke kotak penalti Jerman. Panik dengan serangan kilat Belanda, gelandang Uli Hoeness terpaksa melanggar Cruyff di area terlarang. Wasit Jack Taylor menunjuk titik putih dan menghadiahi Belanda tendangan penalti.
Neeskens yang diberi tugas sebagai eksekutor sukses melaksanakan tugasnya dengan baik. Belanda unggul 1-0 di saat pemain Jerman sama sekali belum menyentuh bola.
Namun, Jerman tidak menyerah. Gol Neeskens seolah menjadi titik balik permainan Franz Beckenbauer dkk. Mereka balik menyerang dan mendapat kesempatan menyamakan skor ketika mendapat hadiah penalti di menit ke-25. Bek Paul Breitner yang menjadi penendang tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Usai gol tersebut, pemain Jerman kian bersemangat. Mereka pun berhasil membalikan keadaan lewat tembakan jarak dekat Gerd Mueller di menit ke-43. Skor 2-1 untuk keunggulan Tim Panser bertahan hingga jeda.
Di babak kedua, Belanda berusaha memegang kendali permainan. Akan tetapi usaha mereka gagal mempertahankan ritme permainan karena Cruyff, selaku dirigen total football, mendapatkan pengawalan ekstra ketat dari Berti Vogts.
Keunggulan Jerman tidak berubah hingga peluit akhir dibunyikan. Pasukan Helmut Schoen mampu meraih trofi kedua sepanjang sejarah. Sebaliknya, Belanda harus puas dengan label juara tanpa mahkota.