Penjaga gawang utama tim nasional Spanyol itu adalah seseorang yang brilian. Sebagai buktinya, De Gea 5 kali jadi kiper di PFA Team Of The Year dalam 8 tahun karirnya di Inggris. Tapi, Blundernya ketika melawan Watford di penghujung 2019 memperbesar pertanyaan tentang keadaan De Gea yang turun drastis secara performa. Ini membuat posisinya di tim nasional mulai tergeser oleh Kepa Arrizabalaga yang tampil gemilang bersama Chelsea.
Ada beberapa kemungkinan yang bisa jadi faktor penurunan kualitas yang ditunjukkan oleh kipe dengan bayaran tertinggi di dunia ini.
Kualitas lini pertahanan MU yang memang payah
Usaha MU menambal lini belakang MU dengan beli Harry Maguire seharga 80 juta poundsterling terbukti gak berhasil. Sedangkan, Chris Smalling yang sering dijadikan kambing hitam defensive error musim lalu kini bermain cemerlang bersama AS Roma. De Gea sering kali harus jadi tulang punggung pertahanan tim dan tampil heroik ketika bek mereka gak bisa tampil dengan baik untuk menjaga pertahanan. De Gea pun harus memperpanjang penderitaannya di bawah mistar gawang dengan pembelian-pembelian dan kebijakan yang MU lakukan terhadap lini belakang yang ternyata gak mampu mengangkat performa tim.
Dewan klub Manchester United yang juga payah
Semakin hari, MU semakin menunjukkan kalau mereka cuma jadi sebuah organisasi pengeruk uang, bukan sebuah tim olahraga yang memadai. MU selalu ada di dalam tiga besar klub terkaya dalam satu dekade terakhir, tapi mereka gagal membangun sebuah dinasti sepak bola yang bisa dibanggakan. Struktur klub yang gak mau menggunakan posisi direktur teknik pun disinyalir jadi salah satu penyebab terpuruknya De Gea dan MU secara keseluruhan karena gak ada jembatan yang baik untuk mengkomunikasikan kebutuhan tim kepada Dewan Klub.
Fokus De Gea udah bukan lagi di Old Trafford?
Dalam beberapa tahun terakhir, nama De Gea selalu dikaitkan dengan beberapa klub besar seperti Real Madrid dan PSG. Sayangnya kesempatan De Gea berseragam Real Madrid udah tertutup karena mereka mendatangkan Thibaut Courtois dari Chelsea. PSG juga terlihat mundur teratur karena MU seakan ngotot mempertahankannya. Mungkinkah kegagalan dirinya hengkang di setiap bursa transfer mempengaruhi konsentrasinya dalam bermain? Sang kiper mungkin sadar bahwa dirinya sudah tak punya peluang lagi membela Madrid, Barcelona, PSG, Bayern Munich, atau Juventus yang sudah memiliki kiper tangguh di bawah mistar mereka. Makanya, De Gea memilih untuk menerima tawaran kontrak baru yang kemudian ditawarkan padanya.
Hmm, sayang banget ya performanya turun drastis padahal De Gea beberapa tahun lalu selalu digadang-gadang sebagai salah satu kiper terbaik di dunia. Kira-kira, kalau De Gea cabut dari MU, siapa ya kiper yang pantas menggantikannya?