Padahal ada kesulitan bagi semua pabrikan untuk membuat terobosan pada mesin. Sebab ada aturan larangan pengembangan karena pandemi corona.
"Kami dapat menemukan beberapa area perbaikan yang diizinkan dari aturan," tegas Dall'Igna.
Baca Juga: Quartararo Ubah Gaya Balap Seperti Binatang
Hasil akhirnya adalah rekor kecepatan tertinggi sepanjang masa MotoGP baru 362,4km/jam oleh Johann Zarco selama latihan bebas di Qatar. Kemudian rekor itu disamai oleh Brad Binder dari KTM di Mugello.
“Seperti untuk perangkat start, saya sangat yakin bahwa kecepatan tertinggi sangat penting untuk strategi balapan. Sudah pasti jauh lebih mudah untuk menyalip di lintasan lurus daripada di tikungan,” kata Dall’Igna.
Seperti sayap, Dall'Igna dan Ducati membuka area baru pengembangan teknis MotoGP ketika para rival mengembangkan perangkat start hingga pengatur ketinggian.
“Start terkadang menjadi kunci balapan, karena jika Anda start dari depan, akan lebih mudah untuk membuat strategi yang bagus,” kata Dall’Igna.
"Masalah lainnya adalah aturan mengatakan Anda hanya dapat menggunakan mekanik dan tidak ada elektronik, jadi pada awalnya tidak mudah untuk menemukan cara untuk melakukan itu. Kami memulai dengan ide sederhana dua tahun lalu dan setiap enam bulan kami memperkenalkan sesuatu yang baru untuk meningkatkan sistem kami."
Tetapi jika perangkat top speed dan ride height memberikan keunggulan bagi Ducati, performa belok motor tetap menjadi titik lemah.
"Dari sudut pandang sasis, kami bekerja cukup baik dan hasil di Jerez adalah buktinya. Tapi motor masih tidak melaju seperti yang kami inginkan, jadi kami harus meningkatkan lagi, tidak hanya dari sudut pandang sasis, tetapi bahkan mesin, jika memungkinkan," tuturnya.