Andrea Dovizioso mendesak insinyur Ducati untuk mengatasi DNA motor yang menyebabkan perlombaan MotoGP yang sulit di Jerman. Dovizioso gagal naik podium, bahkan menganggap ini sebagai momen kritis bagi Ducati.
Dovizioso berhasil finis di tempat kelima setelah memulai balapan di posisi ke-13. Ia menyebut itu adalah hasil maksimum, di sisi lain ia juga makin jauh tertinggal dari Marc Marquez.
Masalah cornering Desmosedici GP19 begitu akut. Menurutnya, Ducati membutuhkan strategi untuk masa depan demi bisa mengatasi kekurangan mesin Desmosedici saat ini.
"Itu akhir pekan yang sulit. Pada akhirnya saya dan Danilo berjuang untuk yang keempat. Kami beruntung karena dua pembalap yang cepat jatuh. Pada akhirnya kami mendapat hasil maksimal," katanya.
“Ini adalah hal positif dari para pembalap. Tapi bukan kecepatan yang kita miliki. Kesenjangannya terlalu besar. Kita tahu Sachsenring buruk untuk motor kita tetapi di Assen itu sangat mirip. Kecepatan kami saat ini tidak lebih buruk tetapi perbedaan dengan pesaing lebih besar dari masa lalu dan ini buruk jika kami ingin memikirkan kejuaraan."
Selain soal memikirkan tentang kejuaraan, Dovizioso juga menganggap Marquez berada di level lain. Tak cuma itu, ada juga rider yang kini makin cepat sebagai pertanda situasi bahaya.
"Tapi aku tidak terlalu terkejut karena batasnya selalu sama. Ducati bekerja sangat keras. Mereka tidak pernah berhenti. Dari tahun kedua saya di Ducati mereka bekerja dengan sangat baik. Tapi saya pikir kita tiba di saat yang lebih jelas di masa lalu, kita harus fokus pada cornering karena kita cukup bagus di beberapa daerah lain," tukasnya.