Eks Team Principal Repsol Honda, Livio Suppo blak-blakan soal tahun terakhirnya sebagai manajer tim Ducati Corse di MotoGP pada 2009. Ia bicara soal Casey Stoner dan Jorge Lorenzo.
Bersama Ducati, Suppo sukses membawa Stoner meraih gelar pada 2007. Sayang, pada dua tahun berikutnya, Stoner tak bisa mempertahankan gelar karena Desmosedici tak mengalami pengembangan.
Ducati berdalih lambatnya pengembangan ini diakibatkan kurangnya dana balap. Di sisi lain, Ducati justru ingin menggaet Lorenzo dengan nilai kontrak yang tinggi pada pertengahan 2009. Stoner pun naik pitam atas kabar tersebut.
Rider Australia ini memilih hengkang ke Repsol Honda pada 2010. Ia ikut bersama Suppo yang dipilih untuk menjabat di sana.
"Pada 2009, Ducati menginginkan Jorge, dan bersedia memberi berapapun. Menurut saya, kala itu sungguh sebuah kesalahan saat ia berkata tak ingin meninggalkan Yamaha. Kemudian tawaran ini diketahui semua orang, dan Casey sangat marah. Itulah salah satu alasan Casey pergi," ujar Suppo.
Mulai 2017, Lorenzo akhirnya bergabung dengan Ducati, dengan nilai kontrak yang kabarnya mencapai 25 juta euro untuk dua musim. Sayangnya, Lorenzo malah kesulitan beradaptasi, dan Andrea Dovizioso yang nilai kontraknya lebih rendah, justru sengit memperebutkan gelar sampai seri penutup.
"Kini Jorge datang ke Ducati sebagai penyelamat. Luigi Dall'Igna ingin merebut gelar dan mereka justru nyaris melakukannya tanpa harus buang-buang uang. Situasi Jorge sungguh disayangkan. Jika tahun depan Dovi mengalahkannya lagi, maka nilai Jorge akan turun dan entah apa yang bakal terjadi padanya," pungkas Suppo.