Bolanews.com --- Banyak yang meramalkan bahwa Novak Djokovic bakal menjadi presiden Serbia di masa datang. Namun petenis nomor dua dunia itu mengaku tak cocok dengan peran tersebut. Ia emmang senang membantu negara dengan banyak cara, tapi bukan dengan jalan terjun ke politik.
Misi utama kolektor enam gelar grand slam itu adalah menghapus kesan buruk tentang Serbia seperti yang pernah terjadi di era 1990-an. Di masa itu, Serbia menjadi bulan-bulanan serangan NATO dan Presiden Slobodan Milosevic dicap sebagai penjahat dan pembunuh yang sadis karena telah melakukan genosida.
"Saya ingin membantu negara saya dengan cara apapun, tapi bukan sebagai politikus. Yayasan Novak Djokovic banyak membantu Serbia dalam urusan anak-anak kurang mampu dan berusaha memberi mereka pendidikan yang cukup. Kami membangun taman kanak-kanak, tempat bermain, membantu institusi, dan semua itu sangat berarti buat negeri saya," tutur Djokovic kepada Sport 360.
Mengenai tenis, Djokovic mengaku tahun ini cukup berhasil. Meski posisi nomor satu dunianya dirampas rival beratnya, Rafael Nadal, ia berhasil masuk final di tiga grand slam dan menjuarai salah satunya, Australia Terbuka.
"Saya percaya ini tahun sukses saya. Saya telah bermain baik dengan konsisten dan itu membuat saya bahagia. Nadal telah menunjukkan ketangguhannya. Saya sangat tereksan dengan cara ia mengontrol situasi dan kembali menjadi juara," ujar Djokovic.