Alasan tersebut dibenarkan oleh petinggi Yamaha, Massimo Meregalli. Menurutnya, Vinales juga memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan para kru.
Vinales padahal memiliki awal musim yang baik. Tapi belakangan, performanya terus menurun berbanding terbalik dengan rekan satu timnya, Fabio Quartararo.
Baca Juga: Yamaha Makin Pincang Ditinggal Vinales
"Saat di Eropa, ia punya masalah dengan motornya. Manuvernya lemah, terutama di Portimao, Jerez dan Le Mans," ungkapnya.
Ia juga mengaku tak sempat memberi Vinales setup motor yang lain. Padahal di GP Catalunya, Vinales akhirnya diberi perubahan pada YZR M1, meski hasilnya tak memuaskan.
Vinales bahkan sampai mengganti kepala krunya, Esteban Garcia dengan Silvano Galbusera. Nyatanya, pergantian itu juga tak memberikan efek besar.
"Di Barcelona kami mencoba sesuatu untuk membantunya mengendalikan motor dengan lebih baik dan itu berhasil. Kami telah meningkatkan sistem kemudi, meskipun dengan mengorbankan cengkeraman roda belakang," kata Meregalli.
Di GP Belanda, Vinales kembali naik podium. Hal itu juga yang membuat Yamaha optimis. Tapi, nyatanya rider berjudul Top Gun itu tetap mengaku tak cocok dengan motor Yamaha.