Ini dia jawaban para pendemo kemarin. Wakil Kementrian Perhubungan, Bambang Susanto ngejelasin lagi nih kalo kereta rangkaian listrik (KRL) ekonomi yang beroperasi di Jabodetabek tuh bukan dihapus, tapi diganti Guys. "Kami ingin mencoba strategi migrasi KRL ekonomi non AC, dengan KRL ekonomi AC. Hal itu untuk meningkatkan pelayanan," ujar Bambang dalam diskusi Reformasi Kereta Api Perkotaan, Rabu (27/3). Nah yang jadi masalah, masyarakat banyak yang kurang setuju sama tarif kereta ekonomi AC Broh. Emang sih lebih mahal ketimbang tarif ekonomi. Menanggapi hal ini, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementrian Perhubungan, Tanjung Irawan ikutan ngomong nih. Intinya sih perlu ada kontribusi masyarakat untuk mensosialisasikan maunya Kemenhub. Doi juga ga nutup kemungkinan buat nurunin tarifnya tuh. "Ini mekanisme pemberian Public Service Obligation untuk saudara kita yang memiliki kemampuan terbatas. Ini perlu sosialisasi. Ada saatnya nanti akan diberlakukan tarif yang tidak besar," tambah Tunjung. "Intinya bukan penghapusan, tapi penggantian dari KRL ekonomi non AC ke KRL ekonomi AC. Kami ingin meningkatan pelayanan," tegasnya. Meski tarifnya sedikit mahal peningkatan pelayanannya ga sebates pendingin kok. Kemenhub juga mau ngebenerin masalah keterlambatan yang selalu disebabkan sama kereta mogok Broh. Maklum, kereta ekonomi itu udah tua juga umurnya. 34 tahun lho! Udah gitu kendala perawatan juga masih ganggu Guys, kayak suku cadang yang langka bahkan udah gak diproduksi lagi. Kata kepala humas daerah operasi 1 Jakarta, Agus Sutjiono, kereta ekonomi tidak akan beroperasi lagi pada Juli mendatang. Itu udah paling lambat Guys. Lewat dari itu, ekonomi AC akan segera beroperasi. Sumber: Tribunnewsbanner-ads