Saat ini, sembilan negara yang berada di peringkat teratas adalah Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok, India, Jepang, Jerman, Rusia, Brasil, Prancis dan Inggris.
"Saya dapat berita dari Menteri Keuangan bahwa World Bank sudah menetapkan peringkat ekonomi sedunia berdasarkan GDP dan purchasing power imparity (tingkat daya beli). Indonesia ditetapkan sebagai ekonomi nomor 10 di dunia," ucap SBY seperti dilansir dari laman Sekretariat Kabinet di Jakarta.
Pengamat Ekonomi dari INDEF, Enny Sri Hartati menyebut peringkat Indonesia tersebut masih kurang memuaskan. Jika diukur dari GDP atau PDB seharusnya Indonesia bisa masuk peringkat 4 ekonomi terbesar di dunia.
Menurut Enny penilaian melalui PDB adalah penilaian berdasarkan produk yang dihasilkan Indonesia. Melihat luas wilayah dan sumber daya alam hayati, Indonesia pantas menduduki peringkat 4 besar dunia.
"Kalau ukuran PDB, Indonesia itu populasi keempat dunia dan luas keempat atau kelima di dunia. Artinya potensi kita, potensi semua sumber daya, kekayaan alam hayati Indonesia cukup besar," ucap Enny ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Minggu (4/5) malam.
Enny menjelaskan saat ini Amerika menduduki peringkat pertama karena teknologi di negeri Paman Sam sangat canggih sehingga menghasilkan produk yang banyak. Namun, seharusnya Amerika juga kalah karena sumber daya hayati di Amerika rendah.
"Yang bisa dimaksimalkan di Indonesia itu sumber daya hayati karena kandungan yang sangat tinggi," tegasnya.
Tidak maksimalnya peringkat Indonesia disebut terjadi karena pemerintah tidak mempunyai kebijakan yang bagus. Misalnya dalam pangan, Indonesia masih terus bergantung pada impor dan tidak bisa menghasilkan bahan pangan sendiri.
"Kalau Indonesia mempunyai kebijakan yang bagus kita bisa peringkat 4 ekonomi terbesar di dunia. Negara agraris terbesar seharusnya menjadi pemasok pangan dunia bukan importir. Mestinya indonesia bisa lebih dari itu," tutupnya.