Tim dari European Southern Observatory (ESO) hari ini berencana meluluhlantakkan puncak dari gunung Cerro Amazone yang ada di gurun Atacama untuk membangun sebuah teleskop terbesar di dunia,Daily Mail (18/6).
Ledakan yang dihasilkan diharapkan bisa menghilangkan puncak dari gunung setinggi 3000 meter tersebut. Selanjutnya, ESO akan membangun sebuah teleskop raksasa di atas puncak gunung Cerro Amazone yang telah rata.
Teleskop raksasa yang bernama E-ELT itu dikabarkan menghabiskan dana patungan negara-negara Eropa hingga sekitar USD 1,6 miliar atau Rp 19 triliun lebih. Teleskop E-ELT akan memakan waktu pembangunan selama 8 tahun dan diperkirakan rampung pada tahun 2022.
Peneliti dan insinyur dari ESO pun yakin jika mereka bisa mengamati galaksi pertama di alam semesta. Keyakinan tersebut didasari kemampuan teleskop E-ELT yang mampu menangkap cahaya 15 kali lebih banyak dari teleskop raksasa lain di dunia berkat bantuan sebuah cermin selebar 40 meter yang terpasang padanya.
Gambar yang dihasilkan oleh E-ELT nantinya akan mempunyai tingkat ketajaman 16 kali lebih baik dari pada teleskop terbaik saat ini, teleskop Hubble.
Antariksawan ESO menambahkan jika mereka kelak bisa mengamati lebih jauh kebagian terluar alam semesta untuk mendeteksi keberadaan formasi 'Dark Matter'. Materi yang tidak bisa memantulkan cahaya ini dianggap sebagai penyusun utama massa dari jagad raya.
Pada akhirnya, jika keberadaan galaksi pertama dan 'Dark Matter' berhasil diungkap, sejarah pembentukan alam semesta setelah Big Bang atau 'ledakan dahsyat' 14 miliar tahun yang lalu bisa terungkap.