Saat itu, Blur dan Oasis ada di masa kejayaan. Blur mendulang sukses sebagai band rock terbesar di Britania Raya lewat album ketiganya, Parklife.
Baca Juga: Kalau Oasis Jadi Band Baru, Bakal Sebesar Apa Sekarang?
Oasis, baru debut dengan Definitely Maybe. Fans kemudian menunggu album kedua.
Oasis melejit dengan Some Might Say. Ucapan selamat pun disampaikan oleh Damon Albarn mewakili Blur. Tapi sayangnya, tanggapan Liam Gallagher cukup konyol.
Peta persaingan semakin nyata setelah Country House dirilis Blur. Bersamaan dengan itu, Roll With It dirilis Oasis.
Saat itu, siapa yang bisa ada di puncak tangga lagu pamornya sangat besar. Saling gaet penggemar pun tak terhindarkan.
Blur merangkul niche market dan hipster. Mereka lebih besar di London dan sekitarnya.
Sedangkan Oasis mempresentasikan kultur kelas pekerja dari Manchester. Kaum anti elitis musik yang dikenal keras dan tanpa kompromi mereka gandeng.
Dari situ tergambarkan kalau perseteruan itu sebenarnya abu-abu. Yang membuat garisnya semakin nyata adalah media yang terus membandingkan Blur dan Oasis.
Buat yang lebih berpikiran dewasa, mereka menikmati Blur dan Oasis, bahkan ada di playlist yang sama. Hadir juga gelombang baru yang dikenal British Invasion sejak 1990-an