Kritik demi kritik pun berikan kepada Rock and Roll Hall of Fame foundation yang memilih musisi yang disebut pantas masuk dalam museum musik itu. Dimulai dari cara pemilihan musisi yang masuk dalam Rock and Roll Hall of Fame tidak transparan.
Dan, sosok yang jadi bahan kritik itu adalah Jann Wenner (salah pendiri dan editor in chief dari Majalah Rolling Stone), Suzan Evans (pendiri) dan Dave Marsh (penulis lagu). Ketiga orang ini disebut terlalu seenaknya dalam memilih nominasi musisi yang masuk di Rock and Roll Hall of Fame.
Selain itu, salah satu penulis The New York Times, Janet Morrissey menyebut bahwa uang bisa juga mengendalikan Rock and Roll Hall of Fame. Nggak cuma berhenti disitu, komite yang memvoting musisi yang masuk ke Rock and Roll Hall of Fame hanya disebut 'hantu' karena tidak pernah menunjukan persentase dalam pemilihan Rock and Roll Hall of Fame.
Nggak cuma itu, sederet musisi juga sempat menolak untuk masuk Rock and Roll Hall of Fame. Bahkan, Sex Pistols justru mengejek Rock and Roll Hall of Fame saat namanya diumumkan masuk dalam museum itu.
Kontroversi berlanjut saat beberapa musisi yang disebut bukan bagian dari musik rock muncul di Rock and Roll Hall of Fame. Salah satu paling mencolok adalah adalah Run DMC sukses masuk dalam Rock and Roll Hall of Fame pada 2009.
Bukannya pujian, kritik tajam justru langsung dialamatkan kepada Rock and Roll Hall of Fame. Salah satu orang yang rajin melontarkan kritikannya adalah personel grup band rock Kiss, Gene Simmons.
Gene dengan tegas mempertanyakan kenapa ada musisi di luar rock yang masuk dalam Rock and Roll Hall of Fame. Lebih gilanya lagi, Gene berniat untuk membeli Rock and Roll Hall of Fame untuk mengembalikan lagi penghargaan tersebut ke idealisme awalnya.