Wilk ngakuin banyak penggemar yang udah nunggu tur baru RATM setelah yang dijadwalkan tahun 2022 lalu batal gara-gara cedera vokalis Zack de la Rocha.
"Gue tahu banyak banget yang udah nungguin kita ngeluarin tanggal tur baru buat konser RATM yang batal. Gue juga bener-bener berharap tur ini bisa digelar," tulis Wilk.
Baca Juga: 3 Gitar Musisi Paling Mahal Tembus Rp 93 M
"Tapi, RATM nggak akan tur atau manggung live lagi. Gue minta maaf buat lo semua yang udah nungguin konser ini. Gue juga sedih banget karena RATM bubar lagi," lanjutnya.
Rage Against the Machine dibentuk di Los Angeles, California, tahun 1991 sama Zack de la Rocha (vokal), Tom Morello (gitar), Tim Commerford (bass), sama Brad Wilk (drum). Band ini terkenal banget dengan musik yang keras dan lirik-lirik yang politis, yang suka mengkritik pemerintah, kapitalisme, dan ketidakadilan sosial.
Album debut mereka, yang self-titled, keluar tahun 1992. Sukses banget secara komersial dan kritis, masuk peringkat nomor 2 di tangga lagu Billboard 200. Album ini punya single-hit kayak Killing in the Name, Bullet in the Head, dan Freedom.
Album kedua RATM, Evil Empire, keluar tahun 1996. Sukses lagi, nomor 1 di tangga lagu Billboard 200. Single-hit-nya kayak Bulls on Parade, People of the Sun, dan Tire Me.
Album ketiga RATM, The Battle of Los Angeles, keluar tahun 1999. Sukses lagi, nomor 1 di tangga lagu Billboard 200. Single-hit-nya kayak Guerrilla Radio, Sleep Now in the Fire, dan Maria.
Tahun 2000, RATM ngeluarin album terakhir, Renegades. Band ini bubar di tahun yang sama, karena perbedaan pendapat di antara personelnya.
RATM reuni lagi tahun 2007. Bubar lagi tahun 2011, lagi-lagi gara-gara perbedaan pendapat, baru reuni lagi tahun 2022.
Zack de la Rocha pengen band ini fokus pada musik dan lirik yang lebih eksperimental. Sementara Tom Morello pengen tetep pertahankan musik dan lirik yang politis.
RATM emang sering sampaikan pesan-pesan politis di lagu-lagu mereka. Pesan-pesan ini sering kali mengkritik pemerintah, kapitalisme, dan ketidakadilan sosial.
Di lagu Killing in the Name, RATM mengkritik pemerintah Amerika Serikat yang represif dan otoriter. Lirik lagu ini berisi seruan untuk melawan pemerintah dan menciptakan dunia yang lebih adil.
Mereka juga mengkritik kapitalisme dan eksploitasi terhadap orang-orang miskin di People of the Sun dan Freedom yang berisi diskriminasi terhadap orang-orang kulit hitam di Amerika Serikat.
Pesan-pesan ini udah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia, menjadikan RATM sebagai salah satu band paling berpengaruh dalam sejarah musik.