Anehnya, nama itu diambil dari lagu mereka sendiri yang dirilis pada 2003. Dari saat itu, hingga kini, mereka konsisten di jalur musik indie.
Baca Juga: Fakta Unik Danilla, Sang Ratu Indie
Tapi memilih jalur itu bukan pilihan Cholil Mahmud cs dari awal. Jalan itu adalah alternatif yang bisa mereka ambil setelah mengalami penolakan oleh label mainstream, seperti Sony Music Indonesia, Warner Music Indonesia, Musica Studios dan yang lainnya.
Saat itu, yang mereka lihat adalah beberapa band besar, seperti Naif, NTRL, Pas Band dan yang lain. Mereka bersama label besar tapi tetap dengan musik yang dipilih sendiri.
Namun penolakan tadi ternyata bukan jalan buntu, justru menjadi gerbang besar untuk Efek Rumah Kaca. Hingga kini, Cholil, Adrian Yunan Faisal, Airil "Poppie" Nur Abadiansyah, dan Akbar Bagus Sudibyo menjadi band besar dengan cara mereka sendiri.
Efek Rumah Kaca kemudian sadar menjadi band yang bisa diperhitungkan meski tanpa label besar adalah ketika album pertama mereka begitu meledak. Album debutnya terjual lebih dari 5 ribu kopi.
Sampai saat ini, mereka konsisten dengan musiknya yang terinspirasi dari The Smashing Pumpkins, R.E.M dan The Smiths itu. Lirik sindiran yang mereka punya begitu mudah diterima banyak telinga lewat alunan swing, jazz dan rock khas Efek Rumah Kaca.