Baca Juga 24 Daftar Film Horor Tayang 2024, Catat Tanggalnya!
Bakal berdurasi 119 menit, film ini menjanjikan kisah yang nggak hanya bikin bulu kuduk merinding tapi juga penuh dengan intrik. Ditambah lagi, The First Omen dibintangi oleh deretan aktor berbakat seperti Nell Tiger Free, Tawfeek Barhom, Sônia Braga, Ralph Ineson, dan Bill Nighy, yang masing-masing membawa karakter mereka ke level yang lebih hidup. Pokoknya, ini wajib banget masuk daftar tonton lo, apalagi kalo lo penggemar film horor yang penuh dengan unsur supernatural dan omen.
Sinopsis Umum The First Omen
Latar dan Karakter Utama
Baca Juga: 7 Film Horor Indonesia dari Kisah Nyata
SOURCE: 20th Century Studios/Moris Puccio
"The First Omen" adalah prekuel dari film horor klasik tahun 1976, "The Omen," dan film keenam dalam franchise tersebut. Disutradarai oleh Arkasha Stevenson dan diproduksi oleh David S. Goyer bersama Keith Levine, film ini dijadwalkan rilis pada 5 April 2024 dengan durasi 119 menit. Dengan anggaran $30 juta, film ini didistribusikan oleh 20th Century Studios.
Margaret Daino, yang diperankan oleh Nell Tiger Free, adalah tokoh utama yang merupakan seorang novis Amerika yang bekerja di sebuah panti asuhan di Roma sebelum mengucapkan kaulnya. Dia membentuk ikatan dengan Carlita, seorang pengacau yang misterius, yang diperankan oleh Nicole Sorace. Film ini juga menampilkan Tawfeek Barhom sebagai Father Gabriel, Sônia Braga sebagai Sister Silvia, dan Bill Nighy sebagai Cardinal Lawrence.
Alur Cerita dan Tema
Di tengah suasana tahun 70-an yang dipenuhi dengan warna bumi, simbolisme, dan ketakutan yang licik, Margaret terlibat dalam konspirasi yang mengerikan di mana tak seorang pun bisa dipercaya. Film ini menggabungkan elemen nunsploitation, thriller paranoid, dan horor supernatural, mengingatkan pada "Rosemary's Baby". Tema yang dijelajahi meliputi dinamika kekuasaan dalam Gereja, kurangnya otonomi tubuh, dan horor tubuh wanita, terutama terkait kelahiran.
Margaret menemukan bahwa panti asuhan mungkin adalah kedok untuk sesuatu yang lebih jahat ketika dia menyaksikan kelahiran dan mengetahui rencana gereja untuk menghasilkan Antikristus. Kisahnya mengambil giliran gelap ketika dia terlibat dalam konspirasi untuk menghasilkan Antikristus, yang menjadi inti dari cerita. Film ini mengarah pada peristiwa "The Omen" sambil mengeksplorasi tema agama dan feminisme.
Penerimaan dan Tinjauan
Baca Juga: 10 Rekomendasi Film Horor Terseram di Netflix 2023 Terupdate
"The First Omen" telah menerima ulasan yang bercampur hingga positif dari para kritikus. Film ini menghadapi kesulitan dengan MPAA karena penggambarannya tentang horor tubuh wanita dan tema kelahiran paksa. Namun, dengan pemeran berbakat dan alur cerita yang mendalam, film ini layak untuk ditonton, terutama bagi penggemar film horor yang menyukai unsur supernatural dan omen.
Unsur Konspirasi dalam The First Omen
SOURCE: https://instagram.com/@cinepaxcinemas
Dalam "The First Omen," kita nggak cuma disuguhin dengan adegan-adegan yang bikin bulu kuduk berdiri, tapi juga diperkenalkan ke konspirasi mengerikan yang melibatkan tokoh-tokoh gereja. Bayangin aja, lo bakal melihat bagaimana Gereja, yang seharusnya menjadi simbol kebaikan, malah terlibat dalam kebangkitan Antikristus. Dalam film ini, beberapa elemen dalam Gereja berharap bisa menggunakan kedatangan Damien untuk mengembalikan Tuhan ke dalam sorotan utama.
Pada bagian lain, film ini juga menggali bahaya dan motivasi dari entitas besar, seperti korporasi dan Gereja Katolik, yang berperan dalam memfasilitasi kelahiran dan kelangsungan hidup Damian. Bayangkan, ada kelompok rahasia dalam Gereja yang bahkan berhubungan dengan Setan, menciptakan anak-anak yang akan menjadi ibu dari Antikristus. Lebih parah lagi, Carlita, salah satu eksperimen berhasil yang nggak meninggal setelah melahirkan, dipercaya sebagai wadah untuk melahirkan Antikristus.
Kengerian nggak berhenti di situ. Margaret, sang protagonis, menemukan bahwa panti asuhan tempat dia bekerja mungkin adalah kedok untuk sesuatu yang jauh lebih jahat. Dia terlibat dalam konspirasi yang gelap untuk menghasilkan Antikristus, yang menjadi inti dari cerita ini. Ini semua membuka mata kita tentang seberapa jauh beberapa orang bisa pergi untuk mengendalikan kepercayaan dan kekuasaan.
Pendekatan Horor di The First Omen
Baca Juga: Ga Melulu Horor, Ini 10 Film Berbagai Genre Lutesha Sadhewa
Dalam "The First Omen," pendekatan horor yang digunakan cukup unik dan mendalam, menggabungkan ketakutan psikologis dengan horor visual yang intens. Film ini mendapat rating R karena konten kekerasan, gambar yang mengerikan/mengganggu, dan ketelanjangan grafis singkat. Arkasha Stevenson, sutradaranya, menekankan pentingnya peran wanita dalam genre horor dan berharap prekuel ini akan membantu membuka era baru untuk film-film horor yang dipimpin oleh wanita. Hal ini terlihat jelas dalam film, di mana Stevenson menggunakan efek praktis sebanyak mungkin untuk menciptakan elemen yang taktil dan berstruktur, tidak hanya bagi aktor tetapi juga untuk penonton, menambahkan dimensi tambahan pada pengalaman menonton.
Film ini tidak hanya fokus pada pembuatan ketakutan melalui jump scares yang biasa, tetapi lebih kepada membangun rasa dread dan ketegangan. Hal ini tercapai melalui penggunaan sinematografi yang menakjubkan yang mengingatkan pada film-film horor era 70-an dan 80-an. Selain itu, skor musik yang sangat diapresiasi menambah suasana tegang dalam film. Dengan pendekatan yang lebih fokus pada horor tubuh dan tema-tema gelap seperti kehamilan dan kelahiran, "The First Omen" menyajikan sebuah pengalaman visual yang katartik di mana penonton dapat hidup melalui pengalaman Margaret dan menciptakan makna mereka sendiri.
Secara keseluruhan, "The First Omen" mendapat pujian karena tidak hanya mengandalkan elemen-elemen horor yang konvensional. Dengan memasukkan adegan-adegan grafis seperti kelahiran setan yang Stevenson sebut sebagai momen yang "harus dipertahankan", film ini berani mengambil langkah lebih jauh untuk meninggalkan penonton terpukau dan mungkin juga sedikit terganggu. Ini semua adalah bagian dari upaya film untuk tidak hanya menghibur tetapi juga mengirimkan pesan penting melalui horor yang disajikan.
Peranan Arkasha Stevenson Sebagai Sutradara
SOURCE: Dread Central
Arkasha Stevenson, sutradara yang berani dan inovatif, membawa perspektif unik dalam "The First Omen" dengan fokus pada horor tubuh wanita. Visi Stevenson yang berani ini berhasil memikat Disney, induk perusahaan dari 20th Century Studios, yang akhirnya memilihnya sebagai sutradara untuk proyek ini. Dengan inspirasi dari film klasik seperti "Repulsion" karya Roman Polanski, Stevenson menggabungkan elemen realisme dan surealisme untuk menciptakan narasi yang menarik dan mendalam.
Pada tahun 2022, ketika Roe v. Wade dicabut, Stevenson menambahkan lapisan relevansi pada film dengan mengeksplorasi tema otonomi tubuh wanita dan pelanggaran terhadapnya. Pendekatannya yang unik dalam menggambarkan horor tubuh dari perspektif wanita tidak hanya menonjolkan isu-isu penting seperti hak-hak wanita dan tubuh mereka tetapi juga memberikan dimensi baru pada genre horor. Ini menunjukkan bagaimana sutradara dapat menggunakan film sebagai platform untuk membahas dan mempengaruhi isu sosial yang penting.
Lebih lanjut, Stevenson, yang membuat debut filmnya setelah berkarir di televisi, dipuji karena keahlian visualnya dan kemampuannya untuk menyampaikan cerita yang kuat melalui lensa horor tubuh wanita. Dengan "The First Omen," Stevenson tidak hanya menciptakan kengerian yang mendebarkan tetapi juga mengajak penonton untuk merenungkan tentang teror agama dan pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang hak-hak wanita, membuatnya menjadi sebuah karya yang tidak hanya menghibur tetapi juga memprovokasi pemikiran.
Pemain Utama dan Performa Mereka
Dalam "The First Omen," kita disuguhi performa yang luar biasa dari para pemainnya yang nggak cuma membawa karakter mereka hidup, tapi juga meninggalkan kesan mendalam pada penonton. Nell Tiger Free sebagai Margaret Daino, berhasil memukau dengan perannya sebagai seorang wanita muda Amerika yang terjebak dalam intrik gereja. Performanya digambarkan sebagai salah satu yang paling mengesankan dan transformatif tahun ini, dengan adegan penting yang berhasil dia lakoni hanya dalam dua kali pengambilan, membuat beberapa kru meninggalkan set karena intensitasnya.
Tawfeek Barhom, yang memerankan Father Gabriel, dan Sonia Braga sebagai Sister Silva, juga nggak kalah memukau. Mereka berdua memberikan nuansa yang kuat pada film ini, menambahkan kedalaman pada narasi yang sudah kaya. Nicole Sorace, seorang pendatang baru, tampil tak terlupakan sebagai Carlita Skianna, gadis yang dipilih gereja untuk menjadi wadah kelahiran Antikristus. Performanya mendapat pujian sebagai salah satu yang terbaik di film ini.
Secara keseluruhan, kinerja dari seluruh pemeran, termasuk Ralph Ineson dan Bill Nighy, memperkaya cerita dengan talenta yang mereka bawa ke layar. Setiap karakter diberikan ruang untuk berkembang, membuat "The First Omen" tidak hanya sebagai tontonan horor, tapi juga sebuah studi karakter yang mendalam.
Mengapa The First Omen Layak Ditonton
Lo pasti penasaran, kenapa sih "The First Omen" wajib masuk daftar tontonan lo? Pertama, film ini dikasih bintang empat dari lima, loh! Artinya, kualitasnya udah diakui kece abis. Ditambah lagi, sutradaranya, Arkasha Stevenson, berhasil ngasih sentuhan horor yang nggak cuma serem tapi juga penuh pesan mendalam soal hipokrisi agama dan kehilangan otonomi tubuh yang lagi relevan banget di era post-Roe v. Wade kita ini.
Kedua, buat lo yang baru mau kenalan sama franchise The Omen, "The First Omen" ini bisa ditonton tanpa perlu nonton film-film sebelumnya. Jadi, lo nggak bakal bingung dengan plot atau referensi yang ada. Plus, film ini punya sinematografi yang keren banget dan scoring yang memukau, bikin pengalaman nonton lo makin berkesan.
Terakhir, yang nggak kalah penting, film ini punya adegan kelahiran yang dijamin bakal bikin lo terperangah. Walaupun sempet dapet rating NC-17 gara-gara adegan ini, tapi setelah nego sama MPAA, ratingnya jadi R. Jadi, siap-siap aja buat pengalaman nonton yang intens dan penuh tantangan emosi yah!
SOURCE: x/@clariopenticum
Melihat kembali perjalanan yang kita lalui bersama "The First Omen," ceritanya nggak cuma bikin bulu kuduk kita merinding tapi juga ngajak kita untuk merenungkan lebih dalam tentang tema-tema seperti hipokrisi agama dan tantangan terhadap otonomi tubuh wanita. Dari kisah Margaret yang kuat hingga penggambaran konspirasi yang menegangkan serta pendekatan unik Arkasha Stevenson dalam menceritakan horor tubuh wanita, semua elemen ini berpadu sempurna membentuk sebuah karya yang nggak hanya layak untuk ditonton, tapi juga layak untuk direnungkan dan dibicarakan.
Sekarang, buat lo yang udah ngikutin dari awal sampe akhir, semoga sudah bisa ngerasain betapa "The First Omen" ini bukan sekedar film horor biasa. Dengan semua nuansa kengerian yang dibalut dengan pesan yang berarti, film ini berhasil menjadi perwakilan era baru bagi genre horor. Jadi, udah siap belum buat nonton? Persiapkan diri lo buat pengalaman yang nggak cuma bakal memacu adrenalin, tapi juga menantang cara pandang lo tentang dunia sekitar.
Jangan lupa cek 24 Daftar Film Horror Tayang 2024, Catat Tanggalnya! | LAzone.id. Di sini lo bisa dapetin jadwal film-film horor yang bakal tayang di bioskop kesayangan kita! Yuk, cek sekarang!