“Film "Furiosa: A Mad Max Saga" memang memukau! Ga cuma karena dibintangi oleh Anya Taylor-Joy dan Chris Hemsworth, tapi juga karena George Miller, si jenius dibalik saga Mad Max, sebagai sutradaranya. Film ini menjanjikan aksi yang lebih heboh, pengalaman dystopian yang bikin terpana, dan tentu aja, visual effects yang memanjakan mata kita semua. Berlatar di Australia dan dibalut dengan kualitas produksi Warner Bros, "Furiosa" menggebrak dengan cerita yang unik dan setting yang mengagumkan.
Anya Taylor-Joy sebagai Furiosa
SOURCE: TIX ID
Anya Taylor-Joy, aktris yang lahir pada 16 April 1996 di Miami, Florida, AS, memulai karirnya dengan peran kecil di televisi sebelum akhirnya nemuin kesuksesan lewat peran utama dalam film horor terkenal The Witch (2015). Sejak itu, Taylor-Joy udah ngebintangin berbagai film dan serial TV, udah nerima pengakuan internasional atas penampilannya sebagai Beth Harmon dalam miniseri Netflix The Queen's Gambit (2020), yang nganterin doi menangin Golden Globe dan Screen Actors Guild Award, dan juga dapet nominasi Primetime Emmy.
Peran dan penghargaan sebelumnya
Taylor-Joy udah dikenal sejak doi muda kalo doi pengen jadi aktris, dan doi ngeliat model sebagai gerbang menuju layar. Doi segera debut akting di tahun 2014 dengan penampilan singkat di acara televisi Vampire Academy (2014) dan Endeavour (2012–23). Pada tahun berikutnya, doi dapet peran di The Witch, sebuah film horor supranatural tentang keluarga yang diganggu sama sihir hitam saat tinggal di hutan New England pada tahun 1630-an. Film yang termasuk low-budget ini tampil baik di festival dan merupakan sukses kritis, dengan banyak kritikus nyatet penampilan Taylor-Joy yang kuat sebagai putri tertua yang secara aktif direkrut oleh koven jahat.
Transformasi dalam meranin “Furiosa”
SOURCE: Nerdist
Dalam memerankan Furiosa di "Furiosa: A Mad Max Saga", Taylor-Joy mengalami transformasi fisik dan emosional yang signifikan. Doi mengakui kalo film ini merupakan usaha kerja yang nggak menyenangkan, menyatakan kalo doi "nggak pernah merasa lebih sendirian daripada waktu membuat film itu... Untuk bikin karakter Furiosa bener-bener melekat sama doi, doi ngebiarin dirinya ngelewatin penggilingan emosional dan fisik selama enam setengah bulan. Chris Hemsworth, yang memuji Taylor-Joy karena sanggup ngehadepin tantangan tersebut.
Chris Hemsworth sebagai Dementus
Peran sebagai Dementus
SOURCE: Greenscene
Dalam Furiosa: A Mad Max Saga, Chris Hemsworth berperan sebagai Dementus, seorang panglima perang yang kejam dan karismatik. Dementus nggak cuma memerintah dengan tangan besi, tapi juga punya kemampuan untuk berpindah dari pesona jadi kekerasan, punya karakter dengan unsur ketidakpastian yang menarik. Hemsworth ngegambarin Dementus sebagai sosok yang mungkin ngelihat dirinya sebagai figur ayah bagi Furiosa, walau Furiosa sendiri pasti bakal membantah pandangan tersebut dengan keras.
Perbedaan Karakter Dibanding Film Sebelumnya
Berbeda dengan peran sebelumnya yang lebih berakar pada realitas, Dementus adalah peran yang ngegali kedalaman absurditas dunia Mad Max. Dari ngendarain "chariot bike" yang fantastis sampe berinteraksi sama karakter-karakter kayak Immortan Joe, Dementus adalah perwujudan dari kebrutalan dan sinisme yang dibawa oleh kehidupan di Wasteland. Ini adalah peran yang berbeda banget dari karakter heroik yang biasanya diperankan oleh Hemsworth, dan ngasih nuansa baru dalam kariernya sebagai aktor.
Chris Hemsworth udah berhasil nyiptain salah satu penjahat layar lebar yang paling ikonik lewat perannya sebagai Dementus, menambahkan dimensi baru ke dalam portofolio aktingnya yang udah beragam.
Sutradara George Miller dan tim produksi
SOURCE: Geeks Of Color
Baca Juga: Deadpool & Wolverine: Apa yang Membuat Film Ini Berbeda?
George Miller, lahir pada 3 Maret 1945, adalah seorang sineas Australia yang terkenal karena nyiptain franchise Mad Max. Film kedua dan keempat dari seri ini, Mad Max 2 dan Fury Road, diakui sebagai dua film aksi terbaik sepanjang masa, dengan Fury Road menangin enam Academy Awards.
Kolaborasi dengan Nico Lathouris
Dalam pengembangan Mad Max: Fury Road, Miller bekerja sama dengan Nico Lathouris dan Brendan McCarthy. Mereka berkolaborasi dalam penulisan skenario dan McCarthy juga mendesain banyak karakter serta kendaraan baru dalam film tersebut. Miller dan Lathouris udah menyelesaikan dua skenario tambahan pasca-Fury Road untuk seri Mad Max, yang menandakan komitmen mereka dalam melanjutkan saga ini.
Kesuksesan Film Sebelumnya
Miller adalah pendiri bersama rumah produksi Kennedy Miller Mitchell dan Dr. D Studios. Bersama adiknya Bill Miller dan Doug Mitchell, mereka udah memproduksi hampir semua film dalam karir Miller setelah kematian Byron Kennedy, partner produksi aslinya. Selain itu, Miller juga udah menangin Academy Award untuk Fitur Animasi Terbaik lewat film Happy Feet (2006) dan dapetin beberapa nominasi Academy Award lainnya.
George Miller nggak cuma dikenal karena keberhasilannya dalam franchise Mad Max, tapi juga karena karya-karyanya yang lain kayak Babe dan Happy Feet, yang juga dapet sambutan hangat dan sukses secara global.
Cerita dan setting film
SOURCE: Evening Standard
Premis Utama
Furiosa: A Mad Max Saga mengisahkan perjalanan Imperator Furiosa muda, yang diperankan oleh Anya Taylor-Joy, sebelum ketemu sama Max Rockatansky. Film ini berfokus pada kisah Furiosa yang diculik dari Green Place of Many Mothers dan jatuh ke tangan Horde Biker yang dipimpin oleh Warlord Dementus. Di tengah kekacauan, Furiosa harus bertahan hidup dan berencana balik ke rumahnya.
Setting Pasca-apokaliptik Australia
Film ini diambil di Australia yang tandus, ngegambarin masyarakat yang hancur pasca-apokalips. Dalam waktu 15 tahun, Furiosa usaha banget untuk balik ke rumahnya yang udah doi tinggalin lama. Pengaturan waktu ini nyiptain latar belakang yang luas untuk eksplorasi karakter dan dunia yang keras di mana mereka hidup.
Hubungan dengan Film-film Mad Max Sebelumnya
Furiosa adalah prekuel dari Mad Max: Fury Road, film ini ngasih konteks lebih dalam untuk karakter dan peristiwa yang akan datang. Meskipun merupakan entri kelima dalam waralaba Mad Max, penonton nggak perlu menonton film sebelumnya untuk ngikutin cerita ini. Tapi, kalo lo udah nonton Fury Road, film ini ngasih dimensi tambahan pada narasi dan dunia yang udah dibangun George Miller.
So, intinya, "Furiosa: A Mad Max Saga" nggak cuma ngegaransi sebuah tontonan blockbuster yang memuaskan mata, tapi juga bikin kita menyelami lebih dalam karakter dan dunia yang udah George Miller ciptain dengan cermat. Cerita Furiosa nggak cuma jadi cerminan perjuangan dalam dunia dystopian, tapi juga ngajak kita untuk ngerenungin pertempuran internal dan eksternal yang dihadapi oleh setiap orang dalam mencari identitas dan rumah mereka. Dengan segala pertimbangan ini, film Furiosa: A Mad Max Saga berpotensi besar jadi milestone penting dalam saga Mad Max dan juga dalam evolusi sinema yang memadukan pengalihan narasi klasik dengan pencapaian teknologi visual yang mumpuni.